BERITA PILKADA SUMENEP 2015

Sabtu, 18 Agustus 2012

PEMPROV JATIM TERAPKAN EKONOMI HIJAU UNTUK TURUNKAN KEMISKINAN


Pemprov Jawa Timur menerapkan ekonomi hijau (Green Economy) untuk menurunkan angka kemiskinan di Jawa Timur. Dengan ekonomi hijau juga dapat menciptakan kemakmuran yang mengedepankan lingkungan hijau. Ekonomi hijau yang dimaksud disini adalah pembangunan untuk mencapai tiga sasaran besar yaitu ekonomi terus tumbuh dan memberikan lapangan kerja serta mengurangi kemiskinan, tanpa mengabaikan perlindungan lingkungan, khususnya fungsi ekosistem dan keanekaragaman hayati, serta mengutamakan keadilan sosial.
            Pernyataan tersebut disampaikan Gubernur Jawa Timur Dr. H. Soekarwo saat Peringatan Hari Lingkungan Hidup Se-Dunia 2012 di Pantai Lombang Kabupaten Sumenep, Rabu (4/7).

            Ia mengatakan, salah satu cara yang dilakukan yakni dengan memberdayakan masyarakat dalam melestarikan lingkungan. Dalam hal ini, masyarakat lebih banyak terlibat dalam melestarikan dan menciptakan lingkungan menjadi lebih baik. Sebagai contoh, pengembangan bank sampah yang dapat mengubah 1 kg sampah plastik menjadi 0,9 liter bahan bakar,  pengembangan desa mandiri pro iklim, pengembangan mangrove dan cemara udang, dan sebagainya.
            “Peran masyarakat sangat besar untuk membuat lingkungan menjadi lebih bagus. Untuk itu, penerapan ekonomi hijau bagi Pemprov Jatim dikembangkan program penanganan lingkungan berbasis partisipasi masyarakat,” ujarnya.
            Pakde Karwo sapaan akrab Gubernur Jawa Timur menjelaskan, manfaat diterapkannya ekonomi hijau telah mulai dirasakan. Salah satunya terdapat penurunan angka kemiskinan yang cukup baik di Jatim. Berdasarkan data BPS, selamsa Bulan Maret 2011 sampai Maret 2012, terdapat penurunan kemiskinan sebanyak 886.521 jiwa. Sedangkan terjadi penurunan kemiskinan sebanyak 285.230 jiwa di Jawa Timur. “Artinya sepertiga atau sekitar 32,174 persen penurunan kemiskinan di Indonesia berasal dari Jatim. Ini merupakan kerja dari bupati/walikota beserta masyarakat,” ujarnya.    
            Selain itu, Provinsi Jawa Timur juga menyandang predikat terbaik bidang lingkungan dengan diserahkannya penghargaan berupa trophi status lingkungan hidup daerah (SLHD) 2011 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada Gubernur Jatim, DR. H. Soekarwo, pada puncak Peringatan Hari Lingkungan Hidup se-dunia dan Pencanangan Tahun Badak Internasional Tahun 2012 di Istana Negara, Selasa (5/6) yang lalu.
            Pakde Karwo mengatakan, Jatim patut menerima trophy SLHD 2011 bersama DKI dan Sumbar, karena sejumlah 34 Kabupaten/Kota dari 38 daerah di Jawa Timur meraih penghargaan Adipura dalam berbagai kategori, juga Kalpataru dan Adiwiyata Mandiri untuk sekolah yang peduli lingkungan. Dari 183 penghargaan yang diberikan oleh Kementrian Lingkungan Hidup Jawa Timur meraih 48 penghargaan.
            Menurutnya, yang membuat lingkungan hebat itu adanya ikrar dan pengabdian masyarakat terhadap lingkungan tanpa pamrih. Kader lingkungan akan terus bergerak melestarikan lingkungan tanpa pamrih. “Penghargaan yang telah diperoleh Jatim merupakan wujud kerja keras masyarakat Jawa Timur dibidang lingkungan. Saya hanya memberikan fasilitasi saja. Ini prestasi luar biasa,” ujarnya.
            Menurut Pakde Karwo, modal dasar masyarakat Jatim memang sangat peduli terhadap lingkungan. Hal ini telah dibuktikan saat terjadi pencemaran di Kali Surabaya. “Dari laporan masyarakat dan LSM, langsung kita tindak lanjuti dan dilakukan penindakan. Bukan hanya melapor, masyarakat dan LSM juga memberikan solusi terhadap pencemaran tersebut,” lanjut Pakde Karwo menunjukkan bukti kegotongroyongan masyarakat terhadap lingkungan.
            Kepedulian terhadap lingkungan ini juga dibuktikan oleh masyarakat pendidikan dengan diraihnya hampir 40% penghargaan Adiwiyata Mandiri. Penghargaan ini diberikan kepada sekolah yang memberikan perhatian serius terhadap pendidikan lingkungan di sekolahnya. “Keinginan belajar peserta didik sangat luar biasa ditunjang dengan para guru yang memiliki dedikasi terhadap pelestarian lingkungan. Ini yang saya katakana modal masyarakat Jatim ini luar biasa,” ujarnya.
            Dalam kesempatan itu, Pakde Karwo memberikan berbagai penghargaan dan bantuan kepada masyarakat, sekolah, desa/kelurahan, kabupaten/kota yang berperan dalam lingkungan. Pakde Karwo menyerahkan 2 Kalpataru kepada kategori Perintis Lingkungan yang diraih oleh Ali Mansyur, S.Ag dari dusun Jenu, Desa Jenu Kecamatan Jenu Kab. Tuban dan kategori Penyelamat Lingkungan yang diraih oleh KPSP Setia Kawan, Desa Wonosari, Kecamatan Tutur Kab. Pasuruan. Sedangkan Adipura Kencana diraih Kota Surabaya dalam kategori Kota Metropolitan dan untuk Kota Sedang diraih oleh Kota Tulungagung.
            Beberapa desa/kelurahan diberi penghargaan dalam Program Berseri (Desa/Kelurahan Bersih dan Lestari). Program Berseri tersebut dibagi menjadi tiga kategori antara lain Kategori Madya, Kategori Pratama, dan Kategori Rintisan.
            Selain itu, perusahaan-perusahaan di Jawa Timur yang melaksanakan laporan industri dalam pengelolaan lingkungan hidup juga diberi penghargaan. Adapun predikat yang diberikan yakni predikat sangat baik, predikat baik, dan predikat cukup baik. Predikat sangat baik diberikan kepada PT. Jawa Power, PT. Pertamina Hulu Energi WMO, dan PT. Semen Gresik (Persero), Tbk-Pabrik Tuban. Predikat baik diberikan kepada 8 perusahaan dan predikat cukup baik diberikan kepada 7 perusahaan.
            Berikutnya dalam peringatan tersebut, beberapa kabupaten/kota mendapat penghargaan Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) antara lain Kota Surabaya, Kota Probolinggo, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Malang, dan Kabupaten Sumenep.
            Kepedulian Pakde Karwo dalam lingkungan hidup ditunjukkan dengan pemberian bantuan seperti bantuan Alat Pembuat Pupuk Organik (APPO) Tahun 2012, bantuan Sarana Penggunaan Air Bersih, dan bantuan Penerima Alat Pengolah Empon-Empon.
            Penerima bantuan Alat Pembuat Pupuk Organik yakni Kelompok Tani Mloko Panjang Kab. Magetan, Kelompok Tani Gading Hangayomi Kabupaten Blitar, Kelompok Tani Nusa Makmur Kabupaten Ponorogo, Kelompok Tani Cipir Dondong Kabupaten Jombang, dan Kelompok Tani Sidomaju Kabupaten Bojonegoro. Penerima bantuan Sarana Penggunaan Air Bersih yakni Desa Gulung Manjung Kecamatan Bluto Kabupaten Sumenep, Desa Aeng Dake Kecamatan Bloto Kabupaten Sumenep, Desa Aeng Baja Kenek Kecamatan Bluto Kabupaten Sumenep, Pulau Mandangin Kabupaten Sampang, dan Desa Tarogan Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep.
            Sedangkan penerima bantuan Alat Pengolah Empon-empon yakni Kelompok Tani Hutan Rakyat Sumber Urip Kecamatan Ganding Kabupaten Sumenep dan Kelompok Tani Hutan Rakyat Sumber Makmur Kecamatan Pakong Kabupaten Pamekasan. (Humas Setdaprov. Jatim/Gd/Dikky/Rizal).

PAKDE KARWO KUKUHKAN 660 KADER LINGKUNGAN
            Wujud kepedulian lingkungan Pemprov Jatim juga ditunjukkan dengan Pakde Karwo mengukuhkan sebanyak 660 kader lingkungan oleh Pakde yang berasal dari 44 desa/kelurahan yang ada di Jatim. Dikukuhkannya kader lingkungan ini sangat diperlukan mengingat peran masyarakat yang sangat penting bagi kelestarian lingkungan. Pengukuhan itu ditandai dengan penyematan kader lingkungan dan pembacaan ikrar pengabdi lingkungan.
            Pada peringatan tersebut, juga ditetapkan sebanyak 12 desa/kelurahan masuk dalam kategori madya Program Desa/Kelurahan Berseri, sebanyak 20 desa/kelurahan masuk dalam kategori pratama Program Desa/Kelurahan Berseri, dan 12 desa/kelurahan masuk dalam kategori rintisan.
            Menurutnya, para kader lingkungan merupakan pahlawan lingkungan hidup. Mereka menjaga, mengelola, dan melestarikan lingkungan. Untuk itu, kader lingkungan dan model percontohan desa/kelurahan Berseri perlu terus dikembangkan agar masyarakat mau dan mampu mengembangkan potensi desa dan berperilaku ramah lingkungan. Yang dapat dilakukan yakni terus diadakan pembinaan, fasilitasi, dan pendampingan-pendampingan.
            “Jika terus dikembangkan di masing-masing kecamatan, pada tahun 2013 akan ada 662 Desa/Kelurahan Berseri di masing-masing kecamatan, dengan jumlah kader sekitar 13.240 sampai 19860 kader lingkungan,” jelasnya.
            Pakde Karwo menjelaskan, agar rencana ini dapat terlaksana dengan baik, perlu percepatan penanangan dengan pola pendampingan yang melibatkan Ibu-Ibu PKK, Perguruan Tinggi, LSM, tokoh masyarakat, dan semua elemen masyarakat.  
            Pakde Karwo juga melecutkan pecut bersama-sama dengan Bupati Sumenep, Kepala BLH Jatim, dan Deputi Kemeterian Lingkungan Hidup sebagai tanda diawalinya Sosialisasi Karapan Sapi Anti Kekerasan, serta menandatangani prasasti sebagai bukti Kabupaten Sumenep sebagai tuan rumah penyelenggaraan Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2012 Provinsi Jawa Timur. (Humas Setdaprov. Jatim/Gd/Dikky/Rizal06-07-2012).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Info 14 Terkini